Senin, 26 Mei 2014

friday way..

aku tak suka memberikan alasan kenapa aku suka hari ini..

#friday #latepost #semakinterang

Kamis, 22 Mei 2014

yang terlupakan..

rasa sesal di dasar hati diam tak mau pergi..
haruskah aku lari dari kenyataan ini..
pernah ku mencoba tuk sembunyi, 
namun senyummu tetap mengikuti..

Rabu, 14 Mei 2014

Lalu aku maju, tak menoleh barang sekejap..

Tak ada lagi keraguan,untuk ku melangkah. Tak ada lagi hati-hati yang lain yang ingin aku selipkan,atau yang tak sengaja terselip diantara hati kita.aku dan kamu.
 Aku menikmati proses ini,menjelma menjadi sebagian dari kehidupanmu memang tak sebegitu mudah seperti menyeduh kopi di pagi hari. Butuh jutaan keping hati yang harus aku singkirkan,untuk mendapatkan hati terlapang didalam sana.
 Tapi aku menikmatinya,berproses denganmu lah yang selama ini aku inginkan.Jauh dari kata sempurna,namun begitu menyenpurnakan aku dalam setiap hariku.


Rabu, 07 Mei 2014

semoga Tuhan tak bosan menjaga kita


ini bukan tentang hati, tapi tentang perasaan yang hmmm begitu lah ( mengangkat bahu ). bukan tentang cemburu buta, namun tentang menahan amarah. pagi ini kedua mataku memanas lagi, bukan karena menahan bulir-bulir air yang kerap kali mengalir tanpa permisi. hanya saja menahan sedikit kegundahan yang kerap kali datang tak di undang, pagi ini memanas lagi. niat hati tak ada amarah lagi yang  baka; terbakar karenanya, namun sebaris kata yang kian meninggi membuat pagi terasa sedikit menyengat. aku tak mau ada pertikaian untuk kesekian kalinya dengan hal yang sama, aku sama sekali tak ingin melukai perasaan kita, perasaanmu terutama. sudahlah..
aku yang gak pernah bisa menahan amarahku memang, aku selalu dengan gegap gempita menghebohkan suasana dengan penuh emosi. tiap kali barisan kata-kata yang aku lihat menyulut ubun-ubunku. entahlah. 
mungkin memang benar katamu, 'aku bukanlah perempuan paling apikan dewek' :) tapi, kenapa tak mencari saja perempuan yang paling apikan? kenapa juga harus menjalani semua ini dengan perempuan yang bahkan kamu sendiri bilang bukan perempuan paling baik? terpaksakah? entahlah..

Senin, 05 Mei 2014

yang belum usai



buku ini sudah setengah halaman lebih aku baca sebenarnya, tapi seolah tiap bait yang telah aku eja tak seampuh mantra orang-orang sakti. Bait demi baitnya menguap seperti udara. Aku tak mencari pembenaran lagi, aku tau tiap-tiap pembenaran yang selama ini aku cari bagimu mungkin tak punyai arti.Buku yang aku harapkan bisa menjadi guru, buku yang mungkin bisa membenahi semua impianku, buku yg membuatku terpaku. Apa yang sebenarnya aku cari, apa sebenarnya tujuan ini..Buku yang membuatku meringis teriris.
 #rupanya aku perlu banyak guru untuk menamparku




pagi sendu berlalu

                                                      i owe pict here

subuh mulai menggeliat, burung yang sama ketika datang waktu maghrib dan tengah malam buta pun ikut bersenandung. entah kenapa, burung itu selalu bersuara saat-saat tersebut. menjelang maghrib, tengah malam, dan ketika subuh berkumandang. aku tak pernah tahu jelasnya nama burung itu apa, tapi pertama kali aku mendengarnya ketakutan langsung menyergap. entah karena apa. suaranya menjadi simbol saat kereta jenazah didorong menuju keruang hening tak bernyawa di rumah sakit itu.
kemudian suara itu pun berlalu.
aku masih di tempat yang sama dan dengan orang yang sama pula ketika aku mengawali hariku pagi ini, sudah beberapa bulan yang lalu memang. tapi aku masih harus terus mengeja kata-kata, mungkin begitu bodohnya aku sampai perlu waktu lama untuk bisa mengeja. atau memang aku yang tak pernah mau belajar untuk membaca dengan cepat. aku tak mau introspeksi diri lebih tepatnya, menurutmu. aku selalu mencari pembenaran diri dengan keegoisan ku, selalu menyudutkan mu dengan kata-kata yang seharusnya tak perlu keluar dari mulutku, katamu. 
pagi ini aku masih dengan perasaan yang sama ketika pagi yang entah kapan aku pun lupa, dengan topik yang sama dengan orang yang berbeda. dan sudah berapa banyak pagi yang begitu menjadi tak punya arti ketika aku memulai 'topik' yang bukan lagi membuat  hangat namun menjadikan panas ruangan di hati kita masing-masing. topik yang selalu membuat aku diam tak berkata-kata ketika kau mulai bercerita, topik yang selalu kau bilang aku ini 'terlalu buta, tak bisa menempatkan' . 
harusnya mungkin energi-energi negatif yang aku simpan harus segera dilepaskan, timbunan-timbunan kejadian menyeramkan kerap kali menjadi kambing hitam selama ini. bukankah itu proses yang harus tetap kita lewati? dan akan menjadi pelajaran ketika kita berhail melaluinya, jika mau belajar. apa yang salah sebenarnya? untuk pertama kalinya setelah sekian lama aku tak pernah bertanya itu lagi, sama diri sendiri. dari manakah energi-energi negatif itu berkumpul? dan kemanakah energi-energi positif ku berlarian? 

#pagisenduberlalu