Rabu, 20 Agustus 2014

mooh laah..

entah apa yang ada dalam pikiranmu, aku seringkali gagal untuk memahaminya. kita selalu berbeda pandangan, dan kita sama-sama tahu itu akan membuat suasana tak terasa nyaman. apa yang harus kita korbankan lagi? sudah habis hati ini terbagi. 
andai aku tak menggunakan sepenuhnya perasaan ini, mungkin aku tak akan sering kecewa. aku akan belajar menerima kenyataan, entah seperti apa bentuknya. yaa, karna memeang kenyataan itu untuk dihadapi bukan untuk dihindari. aku hanya berharap, suatu saat ketika aku sudah bisa selegowo kamu rasa sayangku masih akan tetap sama seperti sebelum aku bisa tersenyum tulus ketika kamu pulang terlambat malam ini, ketika kamu lebih mementingkan teman-temanmu di banding pulang cepat kerumah ini, ketika mungkin aku sedikit terabaikan. 
harusnya aku sudah bisa terbiasa akan hal itu semua, tapi sayangnya aku belum bisa menerima kenyataannya. aku juga hanya seorang manusia, yang tak bisa tertebak seperti apa fluktuasi perasaan ini. semoga alloh tetap memberi jalan untuk aku bisa sedikit melumerkan kekakuan hati ini. semoga alloh akan senantiasa memberi kita jalan untuk tetap istiqomah dalam kebaikan. amien ya robb.

Sabtu, 16 Agustus 2014

saat dentuman itu tiba..

Maha Besar Alloh yang telah membolak-balikan hati manusia,
sesak ini semakin terasa saat semua yang kau ungkap perlahan terbuka, entah bagian hati yang mana yang kau pukul. yang aku tau bagian-bagian dari hati ini sudah terlalu sering remuk redam, aku pun tak yakin masih utuh bentuknya. masa lalu kita terlalu miris untuk diperdengarkan, jika aku bisa memilih, aku memilih men-skip bagian-bagian yang terlalu sering membuat air mata ini mencair. bagian yang saat ini membuatku penuh sesal, kenapa takdir ini begitu sulit untuk kita jalani..
mungkin bagiku ini tak adil, tak pernah adil!!
tapi mungkin aku harus menebus ini semua, tak apa aku terima. karna dasarnya aku hanya lakon yang menjalankan skenario dari sutradara terhebat. aku selalu berdoa untuk kebahagiaanya, untuk kehidupannya setelah itu, mungkin saja doanya tak seperti doaku. aku terima.
mungkin bagimu itu semua tak penting, tapi buatku sama saja kau mengajakku untuk kembali kesana. kembali ke ingatan yang bahkan aku tak pernah ingin untuk mengingatnya kembali, tak pernah ingin. 
kenapa lembaran yang telah kita tutup rapat terbuka kembali, aku sama sekali tak pernah ingin mendengar itu semua, tapi Alloh terlalu sayang terhadapku. Dia selalu menunjukan hal yang kau sembunyikan, bagian mana lagi yang akan kau tutupi dari ku??
sudah terlalu lelah aku berurusan dengan nya, tolong jangan bawa dia lagi kedalam rumah ini. 

                                                 I may never find all the answers
                                                  I may never understand why
                                                         I may never prove
                                                     What I know to be true
                                                But I know that I still have to try